Panel surya adalah alat yang dapat mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Teknologi fotovoltaik (photovoltaic/PV) digunakan untuk mengubah radiasi matahari menjadi energi listrik.
Panel surya merupakan sumber energi yang ramah lingkungan karena tidak memancarkan emisi gas rumah kaca yang berbahaya, seperti karbon dioksida ataupun sulfur dioksida. Maka itulah, dapat dikatakan bahwa penggunaan panel surya dapat menekan dampak perubahan iklim.
Reaksi yang terjadi dalam panel surya untuk dapat menghasilkan arus listrik diakibatkan oleh sel foton matahari yang terdapat pada sinar matahari, bukan dari panas matahari. Sehingga walaupun dalam keadaan berawan, mendung, dan hujan sekalipun, panel surya tetap bekerja mengkonversi energi listrik, namun energi listrik yang dihasilkan memang tidak seoptimal saat cuaca terik.
Pada sistem tenaga surya On Grid dan Hybrid yang sistem kelistrikan panel suryanya dibuat terkoneksi dengan jaringan listrik lain, saat pasokan listrik panel surya berkurang karena mendung atau hujan tersebut, pasokan listrik akan dipenuhi dari jaringan listrik lain seperti PLN atau generator.
Sedangkan pada sistem tenaga surya Off Grid, pasokan listrik akan dipenuhi oleh energi listrik yang tersimpan di baterai apabila energi listrik yang dihasilkan panel surya tidak maksimal akibat mendung ataupun hujan.
Pemasangan panel surya dapat dilakukan tanpa adanya baterai dengan menggunakan sistem tenaga surya On Grid (beriringan dengan PLN atau Jaringan Listrik Kawasan) atau Hybrid (beriringan dengan sumber listrik selain PLN/Jaringan Listrik Kawasan seperti generator). Pemasangan sistem tenaga surya On Grid cenderung memiliki sejumlah manfaat seperti:
- Investasi alat yang lebih ramah biaya - Dapat melakukan ekspor
- Impor listrik dengan PLN/Listrik Jaringan Kawasan sehingga dapat menghemat biaya listrik bulanan
Panel surya umumnya membutuhkan perawatan agar tetap tetap berfungsi secara optimal.
Pada dasarnya, yang harus dipastikan adalah kebersihan permukaan panel surya agar dapat menyerap radiasi sinar matahari dengan optimal. Panel surya harus dipastikan untuk dibersihkan secara berkala untuk memastikan debu, dedaunan, dan kotoran lainnya tidak menghalangi sinar matahari.
Umumnya, disarankan untuk membersihkan panel surya antara dua dan empat kali dalam setahun. Untuk membersihkan panel surya, Anda hanya membutuhkan semprotan air dan penyeka berbahan halus seperti pel atau kanebo agar permukaan panel surya tidak tergores.
Pada musim hujan, Anda mungkin perlu mengeringkan panel dengan lap setelah hujan selesai. Harap jangan menggunakan deterjen atau air panas saat membersihkan panel surya karena perbedaan suhu yang ekstrim antara dapat memecahkan kaca tempered panel surya.
SUN Energy juga menyediakan perawatan dan pemeliharaan yang lebih menyeluruh terhadap sistem tenaga surya untuk memastikan performa yang dihasilkan tetap maksimal.
Pada sistem tenaga surya berjenis On Grid, panel surya tidak dapat dijadikan cadangan listrik. Panel surya dipakai berbarengan dengan PLN dan akan juga padam apabila Grid PLN padam.
Untuk dapat memasang panel surya, Anda dapat terlebih dahulu menyediakan sejumlah data berupa bill PLN (Load Profile) selama 6-12 bulan terakhir dan lokasi bangunan/lahan yang akan dipasang panel surya. Data-data ini akan kami gunakan untuk menghitung besaran kapasitas listrik panel surya yang dapat terpasang dan kapasitas listrik yang akan dihasilkan.
Selanjutnya, tim SUN Energy akan merancang desain instalasi listrik dan membantu perizinan yang dibutuhkan untuk pemasangan panel surya di bangunan Anda.
Sistem tenaga surya atau PLTS dengan kapasitas melebihi 500 kVA diharuskan untuk mendapatkan Izin Operasi dari PLN untuk memastikan kelayakan dan keamanannya. Pengurusan perizinan ini akan dilakukan oleh SUN Energy, karena hal ini merupakan salah satu tahap dalam layanan SUN Energy yang terintegrasi.
Anda dapat tetap memasang panel surya sebagai alternatif sumber listrik karena SUN Energy dapat mengakomodir proyek sistem tenaga surya off-grid dan hybrid. Beberapa contoh proyek SUN Energy yang tidak tersambung dengan PLN adalah KAT Birang (sistem tenaga surya off-grid berkapasitas 12 kWp) dan PT SMART Tbk (sistem tenaga surya hybrid berkapasitas 63 kWp).
Net metering adalah suatu sistem yang ditujukan bagi konsumen PLN yang juga menggunakan sistem tenaga surya atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk mengirim listrik yang dihasilkan PLTS ke jaringan PLN. Sistem ini memungkingkan listrik yang dihasilkan oleh PLTS milik pelanggan PLN (Perusahaan Listrik Negara) dapat dikirim ke jaringan listrik PLN apabila hasil energi listrik oleh PLTS melebihi pemakaian.
Kelebihan dari energi listrik tersebut akan disimpan untuk sementara waktu, sehingga nantinya dapat digunakan ketika sedang membutuhkannya, pada saat malam hari atau pada saat daya yang dihasilkan pembangkit tidak mencukupi. Net metering juga sering disebut dengan skema ekspor-impor listrik.
Ekspor listrik terjadi jika pelanggan pengguna sistem tenaga surya atau PLTS tidak menggunakan seluruh energi listrik yang dihasilkan panel surya, sehingga terdapat kapasitas listrik berlebih yang dikirimkan kepada PLN. Ekspor listrik ini pada akhirnya akan membuat tagihan listrik PLN mengalami penghematan akibat penggunaan kapasitas listrik PLN yang berkurang.
Sebaliknya, impor listrik terhadap PLN terjadi jika produksi energi listrik oleh sistem tenaga surya atau PLTS tidak memadai jika dibandingkan dengan total pemakaian listrik.
Sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2021 tentang PLTS Atap yang Terhubung pada Jaringan Tenaga Listrik Pemegang IUPTL untuk Kepentingan Umum, pelanggan sistem tenaga surya atau PLTS dapat mengekspor 100% dari total lebihan listrik.
PLN akan menyediakan net metering, untuk menggantikan metering listrik lama Anda, jika sistem tenaga surya On Grid telah terpasang.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Institute for Essential Services Reform, Indonesia akan mengalami kenaikan biaya listrik yang signifikan akibat menipisnya cadangan energi fosil dan diperkirakan pada tahun 2030, 60% dari pembangkit listrik yang ditenagai energi fosil akan menjadi jauh lebih mahal dibandingkan dengan pembangkit listrik yang ditenagai oleh energi terbarukan. Maka itulah, peralihan sumber listrik dari energi fosil ke energi terbarukan sejak dini akan menjadi suatu investasi jangka panjang terutama bagi para pelaku industri dan komersial.
Sistem tenaga surya atau PLTS On-Grid merupakan sistem ketenagalistrikan dengan Jaringan Listrik Kawasan atau PLN. Sistem On-Grid ini tidak bergantung sepenuhnya terhadap panel surya sehingga tidak diperlukan investasi terhadap pemasangan baterai dan merupakan sistem yang paling banyak digunakan oleh pelanggan industri dan komersial SUN Energy. Jika daya listrik yang dihasilkan panel surya berlebih, maka kelebihan daya listrik tersebut dapat diekspor secara penuh (100%) kepada pihak PLN atau Jaringan Listrik Kawasan.
Sedangkan sistem tenaga surya atau PLTS Off-Grid sendiri merupakan ketenagalistrikan yang tidak terhubung sama sekali dengan Jaringan Listrik Kawasan atau PLN, cocok untuk bangunan atau lahan yang tidak terhubung dengan PLN atau Jaringan Listrik Kawasan. PLTS Off-Grid menggunakan baterai untuk menyimpan cadangan daya listrik yang berlebih untuk dapat dimanfaatkan saat tidak ada sinar matahari yang mencukupi.
Sementara sistem tenaga surya atau PLTS Hybrid adalah pembangkit listrik yang menggabungkan sumber energi tenaga surya dengan sumber energi lain selain PLN atau Listrik Jaringan Kawasan. Sumber energi lain tersebut dapat berupa diesel, gas, panas bumi, dan bayu (angin). PLTS Hybrid dapat mengombinasikan sistem pasokan energinya dengan baterai tenaga surya dan genset dari sumber energi lain.
Inverter adalah salah satu komponen utama pada sistem tenaga surya atau PLTS yang berperan untuk mengubah energi listrik DC yang dihasilkan oleh PLTS, menjadi AC untuk digunakan melistriki barang-barang elektronik.
Selain digunakan untuk memberikan daya agar barang elektronik dapat digunakan, listrik AC yang dihasilkan inverter juga berguna untuk mengekspor kelebihan daya yang dihasilkan PLTS kepada jaringan PLN atau Jaringan Listrik Kawasan untuk dapat dimanfaatkan kembali sebagai kredit saat PLTS berhenti bekerja di malam hari. Hal inilah yang menjadikan solar inverter beserta sistem kendali pada sistem tenaga surya.
Arus listrik AC atau alternating current, merupakan listrik yang besarnya dan arah arusnya selalu berubah-ubah dan bolak-balik. Di Indonesia sendiri, arus listrik bolak-balik AC dipelihara dan berada di bawah naungan PLN. Sementara, arus listrik DC atau direct current adalah arus listrik yang searah, mengalir dari kutub negatif (elektron) menuju kutub positif. Arus listrik DC dapat disimpan dalam suatu baterai, salah satu contohnya ialah baterai yang diperlukan untuk menghidupkan jam dinding.
Panel surya dapat dipasang pada atap berjenis Klip Lock, Tile Roof (genteng), Metal Roof/Corrugated Steel Roof, ataupun Compound Roof (dak beton).
Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan melalui pemanfaatan panel surya, yakni:
● Minim Biaya Pemeliharaan Perawatan panel surya tidak rumit dan tidak berlebihan. Cara perawatannya sangat mudah, Anda hanya cukup membersihkan permukaan panel surya secara berkala untuk memastikan tidak ada debu menempel. Pada umumnya, panel surya memiliki masa pakai hingga 25-30 tahun.
● Tagihan Listrik Jadi Lebih Hemat Manfaat yang paling utama adalah penghematan tagihan listrik. Apapun jenis sistem tenaga surya yang terpasang, Anda dapat langsung merasakan penghematan terhadap biaya tagihan listrik sejak bulan pertama pemakaian.
● Cocok untuk Iklim Indonesia Indonesia merupakan negara tropis dengan sinar matahari yang cenderung stabil sepanjang tahun. Hal ini dapat Anda manfaatkan dengan penggunaan PLTS/sistem tenaga surya secara optimal.
Dengan menggunakan panel surya, Anda secara tidak langsung akan berkontribusi positif terhadap lingkungan. Tidak bisa dibantah lagi bahwa saat ini suhu bumi terus meningkat dan pemanasan global tidak bisa terelakkan lagi. Beralih menggunakan panel surya bisa menjadi langkah yang tepat untuk menyelamatkan bumi.
Terlebih lagi, Indonesia masih memiliki ketergantungan dengan energi listrik PLN yang berasal dari pembakaran batu bara. Pemakaian panel surya merupakan langkah awal untuk melepas ketergantungan itu, agar dampak perubahan iklim dapat dikurangi.
SUN Energy selalu memilih komponen sistem tenaga surya yang terbaik di kelasnya untuk menjaga mutu material yang berkualitas tinggi agar tahan pada hampir semua kondisi lingkungan. Rata-rata panel surya dapat menahan hingga 2.400 pascal atau sama dengan hempasan angin dengan kecepatan 225 Kpj. Panel surya dengan kualitas tinggi dirancang secara menyeluruh untuk penggunaan eksterior, sehingga panel surya mampu menahan rentang suhu yang lebar, kondisi cuaca, dan faktor luar.
Panel surya berkualitas tinggi telah melewati proses uji secara ketat untuk tetap kuat melawan dahan pohon, hujan es badai, angin dengan kecepatan tinggi, dan banyak lagi. Untuk mencegah panas berlebih atau retak pada suhu dingin, panel surya dilengkapi dengan kontrol khusus yang membuatnya dapat tetap beroperasi pada suhu ekstrem.