Transisi menuju masa depan rendah karbon dapat diwujudkan melalui percepatan penggunaan energi bersih di berbagai sektor. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia mencatat, dari potensi 587 GW kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT), lebih dari 60% berasal dari energi surya yang diproyeksikan menjadi tulang punggung penyediaan listrik nasional. Pemanfaatan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) juga terus berkembang, dengan ribuan pelanggan PLN yang telah menggunakan solar energy system untuk kebutuhan rumah tangga, komersial, hingga industri.
Sebagai salah satu sumber energi alternatif masa depan, energi surya terus didorong melalui inovasi teknologi agar lebih efisien, terjangkau, dan mudah diakses masyarakat luas. Seiring meningkatnya minat terhadap solar energy system, penyedia solusi energi bersih menghadirkan layanan terintegrasi berbasis teknologi untuk memantau dan mengoptimalkan kinerja sistem secara real-time. Dukungan teknologi digital seperti Internet of Things (IoT), layanan cloud, dan kecerdasan buatan (AI) memungkinkan sistem energi surya dipantau dari mana saja selama 24/7, sekaligus memastikan aspek keselamatan dan keberlanjutan operasional.
Ke depan, PLTS diyakini akan menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, tidak hanya di sektor rumah tangga tetapi juga di sektor sosial, komersial, dan industri. Kehadiran teknologi pemantauan terintegrasi membuka peluang lebih luas bagi pengguna untuk menerapkan prinsip keberlanjutan dengan cara yang praktis dan efektif. Dengan terus berkembangnya inovasi, sistem tenaga surya diproyeksikan menjadi solusi energi masa depan yang mendukung terciptanya ekonomi hijau dan daya saing industri Indonesia.