11 Mei 2023 - Seiring dengan target Indonesia bebas emisi karbon pada tahun 2060 mendatang, berbagai sektor mulai mengintegrasikan konsep keberlanjutan untuk meminimalisir jejak karbon yang dihasilkan dari kegiatan operasional. Tidak terlepas sektor pariwisata, sektor yang menjadi salah satu penyumbang PDB Indonesia yang juga diketahui menjadi salah satu penyumbang emisi terbesar secara global, mencapai 8% dari total karbon di dunia. Berdasarkan temuan tersebut, sektor pariwisata memiliki tanggung jawab tersendiri untuk menjalankan kegiatan operasionalnya dengan penerapan konsep hijau yang seyogyanya juga mendukung model keberlanjutan. Seiring dengan urgensi meminimalisir jejak karbon yang dihadapi oleh sektor pariwisata, istilah pariwisata hijau atau green tourism terus berkembang dengan berbagai inisiatif yang dilakukan oleh para pelaku industri pariwisata.
Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di lokasi wisata dapat menjadi inisiatif awal penerapan konsep Green Tourism di industri pariwisata yang sekaligus dapat mengedukasi para wisatawan. Bersama dengan Yayasan SUN, organisasi nirlaba bidang energi surya, SUN Energy turut berpartisipasi dalam implementasi Green Tourism dengan menghadirkan energi terbarukan di berbagai destinasi wisata. Dion Jefferson selaku Chief Commercial Officer SUN Energy mengungkapkan, “Kami telah memasang Solar Charging Station, Chargee, di 33 titik, yaitu Labuan Bajo, Mandalika, dan Bali yang terletak di beberapa desa wisata seperti Desa Penglipuran, Desa Bongkasa Pertiwi, Kawasan Pantai Sanur dan Pererenan. Keunggulan teknologi energi surya yang dapat digunakan di berbagai lokasi kami manfaatkan untuk mengedukasi masyarakat bahwa energi matahari yang tak terbatas dapat digunakan sebagai sumber energi. Sistem Chargee yang menggunakan baterai berkapasitas 50 Wp ini dapat digunakan hingga malam hari,” jelas Dion.
Sistem Energi Surya di Padma Resort Legian
Selain itu SUN Grup melalui SUN Energy dan SUN Terra juga telah mencatatkan berbagai portofolio instalasi sistem PLTS di Pulau Bali sebagai salah satu destinasi wisata favorit mancanegara. SUN Energy telah memasang sistem energi surya di ITDC Utilitas dan Padma Hotel & Resort, serta SUN Terra di Hotel Escotel Canggu. Di sisi lain, di Bali SUN Terra juga telah mencatatkan sederet portofolio seperti Bank HSBC dan Alfamart. Grup SUN telah membangun ekosistem di industri energi surya sehingga dapat melayani berbagai tipe konsumen yang memiliki beragam jenis bangunan, mulai dari residensial, hotel, bangunan skala menengah, bahkan destinasi wisata. “Kami satu-satunya pengembang proyek sistem energi surya yang secara bisnis model dan unit bisnis dapat melayani para pelanggan dari berbagai sektor, sehingga kami berharap dapat mendukung pemerintah dalam peningkatan target bauran energi pemerintah. Seperti instalasi sistem energi surya pada sektor pariwisata dapat menjadi referensi penerapan Green Tourism bagi para pelaku pariwisata lainnya. Instalasi yang cepat, teknologi yang handal, sistem pemantauan energi yang real-time, menjadikan sistem energi surya dapat menjadi salah satu opsi energi terbarukan yang mampu mereduksi jejak karbon dari kegiatan operasional apapun dimana pun,” tutup Dion.
Menurut Rendy Kurniawan, selaku Director of Rooms Padma Resort Legian Bali, menjelaskan, “Kami sangat berkomitmen terhadap Green Tourism di Bali dan berharap dapat memberikan dampak secara holistik baik di bidang sosial, lingkungan dan ekonomi di Padma Resort. Melalui pemasangan sistem energi surya terintegrasi, Padma Hotel berharap dapat membantu Pemerintah dalam agenda Green Tourism sekaligus memaksimalkan program bauran energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia,” jelas Rendy. Bersama SUN Energy, Padma Resort Legian dan Ubud berharap dapat meminimalisir emisi karbon di area hotel, diperkirakan 467,000 kg jumlah karbon tereduksi setiap tahunnya melalui daya listrik 598,016 kWh yang dihasilkan sistem energi surya.