01 October 2021

Teknologi Tak Ramah Lingkungan: Pengertian dan Solusi Mengatasi Dampaknya

Teknologi Tak Ramah Lingkungan: Pengertian dan Solusi Mengatasi Dampaknya

Jika berbicara mengenai teknologi tidak ramah lingkungan, hampir semua orang setidaknya pernah mendengarnya, lantaran topik satu ini sudah dipelajari sejak duduk di bangku sekolah dasar. Bahkan dalam kehidupan sehari hari, gaya hidup (lifestyle) manusia yang cenderung serba praktis dan nyaman memiliki dampak buruk terhadap lingkungan. Dapat dikatakan, bahwa seluruh aktivitas manusia masih hidup berdampingan dengan penggunaan teknologi tak ramah lingkungan tersebut. Jadi, apa sih yang dimaksud dengan teknologi tak ramah lingkungan? dan bagaimana solusi untuk mengatasinya? Simak informasi berikut ini.

Mengenal Lebih Jauh Teknologi Tak Ramah Lingkungan

Untuk memahami teknologi yang kurang ramah lingkungan, kita dapat mengamati kendaraan sehari-hari seperti motor, mobil, dan angkutan umum. Salah satu indikatornya adalah asap yang dikeluarkan dari knalpot kendaraan tersebut, yang terkadang berwarna hitam pekat, mirip dengan air limbah yang keruh.

Teknologi atau mesin yang menghasilkan emisi asap hitam inilah yang disebut sebagai teknologi tidak ramah lingkungan. Emisi karbon dari kendaraan bermotor sangat berbahaya bagi kehidupan manusia dan berkontribusi besar terhadap kerusakan lingkungan. Pembakaran bahan bakar fosil dalam aktivitas harian bertanggung jawab atas sekitar dua pertiga dari total emisi gas rumah kaca di seluruh dunia.

Gas rumah kaca merupakan salah satu penyebab utama polusi udara, yang tidak hanya merusak lingkungan tetapi juga memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan manusia. Perubahan iklim yang tidak stabil, seperti banjir, cuaca ekstrem, ketidakpastian ekonomi, hingga ancaman kelaparan, dapat terjadi sebagai akibat dari peningkatan emisi gas rumah kaca.

Jika teknologi tidak ramah lingkungan terus digunakan, emisi gas rumah kaca akan semakin mempercepat pemanasan global. Kenaikan suhu bumi ini menimbulkan risiko besar bagi kelangsungan hidup seluruh makhluk di planet ini.

Macam Macam Teknologi Tak Ramah Lingkungan

1. Mesin Kendaraan Bermotor

Per tahun 2023, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia telah mengalami peningkatan signifikan, dengan total mencapai sekitar 155,1 juta unit. Dari jumlah tersebut, sepeda motor tetap mendominasi dengan 121,4 juta unit, disusul oleh mobil penumpang sebanyak 18,6 juta unit, dan mobil barang sekitar 6 juta unit. Pertumbuhan jumlah kendaraan ini tentu saja berkontribusi pada peningkatan penggunaan bahan bakar dan emisi gas buang yang semakin tinggi.

Gas buang kendaraan bermotor seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), dan partikulat (PM) terus menjadi ancaman bagi kualitas udara dan kesehatan lingkungan. Dengan setiap kendaraan bermotor yang menempuh jarak 1 km menghasilkan sekitar 200 gram emisi karbon dioksida (CO2), besarnya emisi karbon yang dihasilkan oleh jumlah kendaraan ini memberikan dampak serius bagi lingkungan, termasuk peningkatan pemanasan global​.

2. Semprotan Aerosol

Penggunaan semprotan aerosol sebagai teknologi tak ramah lingkungan terbilang sangat tinggi penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Anda dapat melihat penggunaannya pada pengharum ruangan model semprot, parfum, obat nyamuk, dan lain sebagainya. Tentu Anda sudah tidak asing lagi melihat barang-barang ini, atau bahkan Anda sendiri juga telah menggunakannya?

Semprotan aerosol merupakan semprotan yang memanfaatkan tekanan gas guna menyemprotkan cairan yang ada di dalamnya. Meski terlihat tidak memiliki dampak apapun, namun bahan yang digunakan sebagai gas pendorong adalah chloro fluoro carbon (CFC). Jika senyawa ini terlepas ke udara, gas CFC akan mengendap dan membuat lapisan ozon menipis. Saat lapisan ozon menipis atau berlubang, lapisan ozon tidak dapat menahan atau melindungi bumi dari sinar UV matahari yang berbahaya bagi manusia. Hal ini dapat menimbulkan risiko kanker kulit hingga terganggunya iklim dan cuaca yang ada di bumi.

3. Pembangkit Listrik Tenaga Konvensional

Energi listrik sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Di era serba digital, teknologi memerlukan energi listrik sebagai sumber daya, contohnya untuk mengaktifkan perangkat elektronik seperti, telepon genggam (handphone), notebook, laptop, dan lain-lain. Penggunaan energi listrik untuk ini dapat memproduksi emisi karbon yang bersumber dari pembakaran bahan bakar fosil pada pembangkit listrik. Sampai dengan tahun 2018, kapasitas pembangkit tenaga listrik mencapai 64,5 GW atau telah mengalami kenaikan sebesar 3% dibandingkan dengan kapasitas pada tahun 2017. 

Namun, kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia mayoritas atau 50% nya masih berasal dari pembangkit energi fosil, khususnya batubara. Kebutuhan energi listrik dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan dengan meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi, penduduk, dan perkembangan sektor industri. Penggunaan energi fosil akan menghasilkan limbah berupa gas CO2 yang menyebabkan radiasi sinar infra merah dari bumi kembali ke permukaan bumi sehingga dapat menyebabkan pemanasan global. Selain itu, penggunaan energi fosil sebagai sumber utama pembangkit listrik, juga dapat berakibat pada penipisan cadangan sumber daya alam, seperti minyak, batubara, dan gas. Sehingga sangat penting bagi kita untuk mulai beralih menggunakan energi baru dan terbarukan sebagai sumber pembangkit listrik.

Solusi Mengatasi Dampak Teknologi Tak Ramah Lingkungan

Menyadari banyaknya dampak negatif yang dapat terjadi akibat penggunaan teknologi tak ramah lingkungan, kini terdapat banyak sekali berbagai macam cara untuk menemukan teknologi alternatif yang lebih ramah lingkungan. Mulai dari penggunaan CFC untuk semprotan aerosol yang kini sudah dilarang dan digantikan dengan bahan baku yang lebih bersahabat dengan lingkungan seperti DME, HFA, atau propana.

Sedangkan penggunaan teknologi tak ramah lingkungan pada kendaraan bermotor, perlahan lahan sudah mulai dapat teratasi dengan masuknya perkembangan teknologi dari mobil listrik (electric vehicle). Lalu bagaimana dengan pembangkit listrik tenaga konvensional yang saat ini masih mayoritas digunakan sebagai sumber daya utama?

Solusi Alternatif Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Jika saat ini Anda masih menggunakan pembangkit listrik tenaga konvensional maupun tenaga lainnya yang tidak ramah lingkungan, Anda dapat mulai beralih memanfaatkan energi baru dan terbarukan sebagai sumber utama pembangkit listrik dengan menggunakan panel surya. Pembangkit listrik tenaga surya memanfaatkan energi dari sinar matahari, yang dikonversikan menjadi energi listrik. Energi surya tidak menimbulkan emisi karbon berbahaya, sehingga aman untuk digunakan. Selain aman, energi surya tersedia dengan jumlah yang tidak terbatas dan dapat diperoleh secara gratis.

Informasi dan spesifikasi panel surya sebagai teknologi ramah lingkungan untuk menghasilkan energi listrik, dapat Anda lihat disini (Pembangkit Listrik Tenaga Surya DP 0%). Jadi tunggu apa lagi? Tidak hanya Anda dapat berkontribusi bagi lingkungan berkelanjutan dengan menggunakan energi surya, Anda juga dapat menghemat tagihan listrik bulanan. Segera hubungi SUN Energy untuk instalasi sistem tenaga surya yang ramah lingkungan bergaransi 25 tahun dan rasakan langsung berbagai manfaatnya!

Segera hubungi Kami untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, melalui: 

Whatsapp: http://wa.me/+62881012251888

Email: marketing@lifewithsun.com